Posts from the ‘Artikel Pribadi’ Category

Menghadirkan Guru superhero dikelas

Gambar

By. Hendi Suhendi

Siapa yang tak kenal  Spiderman, Batman,atau superman ?, hampir separuh makhluk dibumi mengenal sosok Pahlawan fiksi  pembela kebenaran ini.

Selain mempunyai  kemampuan heroic   luar biasa,  yang  tidak dimiliki manusia lain umumnya dibumi, beberapa tokoh superhero ini, tampil menarik dan unik, baik dari cara berpakaiannya yang khas dan mudah dikenali  maupun  dari kepribadiannya yang  elegan ,mengesankan…

Superhero, tentu saja diinginkan dan ditunggu keberadaannya, terutama oleh anak anak yang mengidolakannya . Tidak jarang Anak anak mengikuti  cara berpakaian mereka, aktifitas heroic mereka, bahkan lebih jauh, mereka ingin menjadi “ To Be “ superhero pujaannya !

Guru Superhero

Tapi mungkinkah guru bisa tampil sebagai Superhero di kelas ?, yang mampu  mempengaruhi anak , ditunggu, bahkan di idamkan keberadaannya ?

Tentu saja bisa…!, meski  bukan sebagai pahlawan yang berpakaian aneh dan unik itu, atau tiba tiba saja guru bisa merayap  di dinding atau terbang dikelas kesana kemari bak superman. Namun  prinsip prinsip Superhero bisa diterapkan di kelas , sehingga suasana  belajar bisa berhasil  dengan baik, dan tentu saja, sang guru superhero akan mampu menginpirasi  anak berbuat hal yang diinginkan,  sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Prinsif prinsif Superhero

Adapun prinsif prinsif Superhero yang bisa diterapkan dikelas  sebagai berikut :

1.       Berubah

“Berubah..!” , itulah kata kata yang khas  diucapkan sekelompok anak muda superhero asal  Jepang  POWER RANGER, ketika mereka merubah dirinya menjadi lebih hebat, ada yang berubah menjadi merah, kuning , biru, hitam, bahkan kesukaan anak putri ,Power ranger Pink.

Sama halnya seperti para superhero  yang lain, tampaknya untuk menjadi sosok hebat, sesorang mesti  merubah dirinya, menjadi sosok yang lain. Peter Parker, sebelum jadi spiderman, dia adalah pemuda yang lemah, tak percaya diri ,berkacamata culun, bahkan takut terhadap perempuan. Wayne sebelum jadi Batman dia hanyalah pengusaha kota, seperti pengusaha gotham pada umumnya.  Bahkan setali tiga uang dengan  Peter parker dan Wayne,  Clark Kant hanya mampu menjadi wartawan local dengan gaji minim, pemalu dan sering menjadi sasaran marah sang bos di kantor,tapi jangan ditanya ketika Clark berubah menjadi Superman..!

Jadi intinya , untuk menjadi Guru  yang hebat dikelas harus di awali dengan  Perubahan Diri, Perubahan paradigma mengajar, perubahan strategi dan inovasi pembelajaran . tanpa perubahan itu semua, tampaknya akan jauh menjadi guru yang diidamkan , apalagi mampu  menginfirasi anak dikelas.

2.       Memilki Ciri Khas

Salahsatu keunikan dari setiap superhero adalah  penampilan mereka yang  khas, gampang dikenali dan tidak pernah berubah. Brand dalam setiap produk itu penting. Brand yang baik, dan dikenal luas akan sering diperbincangkan, tidak jarang, saking lakunya ditiru.

Hendaknya seorang guru harus memliki ciri khas yang unik, menyenangkan, gampang dikenali dari pribadinya yang baik, akhlaqnya yang sopan, humoris, bewawasan , berpakaian rapi, atau bahkan disiplin yang tinggi, komitmen terhadap aturan, dan sifat sifat khas yang baik, yang terus melekat dibenak siswa seterusnya. Bukan sebaliknya sifat buruk yang khas yang diingat siswa.

3.       Prinsif menolong Tanpa pamrih 

Ciri khas yang lain dari Supehero adalah cara berpakaiannya yang menyembunyikan dirinya. Hal ini dilakukan agar  orang tidak mengenal siapa orang yang sering menolong banyak orang itu, menyelamatkan banyak nyawa, bahkan rela dirinya berkoban dalam bahaya yang mengancam.

Tidak terbersit sedikitpun para Superhero ini, ingin mendapat bayaran, ingin terkenal atau disanjung dan dipuja.Baginya pengabdian tulus adalah tugas terbesar dalam hidupnya.

Seorang Guru dituntut untuk ikhlas dan menolong anak didiknya dengan penuh pengorbanan. Yakinlah ALLAH SWT akan menolong keluar dari kesulitan hidup, paling tidak akan berbahagia seperti para superhero itu..

4.       Memperhitungkan Strategi

Sosok Batman adalah satu dari sekian contoh Supehero, yang senantiasa mempersiapkan langkah langkah Heroiknya . Strategi dan pendekatan, persiapan alat, dengan berbagai kemungkinan hasil yang terburukpun direncanakan, padahal Dia tahu percis kelebihan yang dimilikinya.

Dan terbukti hasinya luar biasa….

Jadi , kata siapa guru tidak bisa jadi superhero…

Antara Nurani Dan Siti Nurani ( Refleksi UN 2013)

By. Hendi Suhendi

Gambar

Peperangan manusia yang berat, yang sering tidak nampak oleh orang lain, adalah peperangannya melawan hati-nuraninya sendiri.

Ada film bagus yang typenya adalah “psychological movie” yang berjudul THE MACHINIST, bercerita tentang anak manusia yang berperang berat melawan hati-nuraninya sendiri, ini bukan film entertainment, jadi jangan harap Christian Bale tampil macho dan keren seperti di film Batman Begin, di film ini ia menurunkan badannya hingga 63 pounds dari beratnya yang normal 185 pounds (1 pound = 453 gram), sehingga terlihat seperti seseorang yang kena malnutrisi.

Diceritakan seorang pemuda yang tabrak-lari setelah menabrak seorang anak, dia memang lepas dari hukuman penjara, namun ia tidak lepas dari hukuman hati-nuraninya. Konflik batin ini diperankan dengan apik oleh Christian Bale yang dulu juga dikenal sebagai seorang aktor cilik dalam film Empire of The Sun (1987) garapan sutradara Steven Spielberg.

Seorang penjahat, bisa jadi ia adalah seorang yang sadis tak berbelas-kasihan, atau seorang pelacur, atau seorang koruptor atau seorang penipu, di suatu moment tertentu akan berhadapan dengan hati-nuraninya sendiri. Dan tidak jarang suara-hatinya ini dapat membuat mereka mengerem tindakannya, atau menghentikannya sama sekali. Presiden Bush melakukan invasi ke Iraq hingga sekarang, barangkali hati-nuraninya masih diparkir di suatu tempat, namun ada satu saat dia tidak akan dapat lari dari hati-nuraninya sendiri. Pol Pot, mantan penguasa Kamboja yang terkenal sadis dalam peperangan membunuh jutaan orang manusia juga akhirnya pasti tidak akan dapat lari dari hati-nuraninya. Mengapa? Karena inilah reserve yang diberikan Allah bagi manusia agar manusia itu dapat kembali ke jalan yang benar, hati-nurani adalah karunia.

Hati Nurani Guru

Dilema…itulah jawaban sebagian guru-guru, jika ditanya berapa siswa yang harus tidak diluluskan pada setiap akhir ujian Nasional  , dengan memberi nilai Ujian sekolah dibawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal).

Karena bisa dipastikan , sesungguhnya dengan system penilaian yang ada, guru mampu memberikan keputusan Nilai 40 % yang mempengaruhi nasib lulus tidak seorang Siswa diakhir tahun ajaran.

Meski guru bukanlan Cristian bale, yang berperan sebagai Orang yang yang tersiksa batinnya , lantaran telah melakukan hal salah, dan dia coba mencari pembenaran dengan apa yang dilakukannya. Namun di akhir episode Ujian , lagi lagi Guru dihadapkan pada kondisi perang Nurani.

Ini pula mungkin, mengapa beberapa orang guru dibeberapa daerah melakukan akhlaq tidak terpuji, dengan membantu ujian siswa agar mereka bisa lulus.

Jika ditanyakan kepada mereka , mengapa melakukan hal itu ?, banyak jawaban yang mengarah kepada sebuah perlawanan terhadap sebuah system, yang mereka sendiri gagap untuk memahaminya.

Perlawanan pada sebuah  keadaan , dimana teori teori belajar dimentahkan, teori toeri kekuasaan penilaian dibungkam, teori teori  Bakat dan minat Gardner dipandang sebelah mata. Perlawanan terhadap kekuasaan institusi yang meraih untung dari bergelimangnya materi atas nama program.

Atau jangan jangan, seperti pendapat sebagian orang yang  konsen terhadap perbaikan kwalitas pendidikan, prilaku pembelaan guru di akhir  tahun kelulusan, adalah perlawanan tehadap ketidakmampuannya menghasilkan siswa yang mumpuni di bidang mata pelajaan yang di UN –kan ?, atau rasa prestise sekolah yang dipetaruhkan jika siswa siswinya berguguran separuh tak lulus ?.

Antara Nurani dan Siti Nurani

Siti nurani, Siswi manis dan ceria kelas VIII ,  begitu tangkasnya, menjawab pertanyaan pertanyaan pada lomba cerdas cermat bidang IPS dan mengantarkannya juara 1. Dia juga Anak yang supel dan pandai bernyanyi, di beberapa Festifal  Siti Nurani mampu mengharumkan  nama Sekolah.

Selain Aktifis Rohis Sekolah, Siti Nurani pun , anggota Paskibra kebanggaan sekolah, beberapa kali , beliau mewakili sekolah , bahkan pembawa bendera Pusaka, pada upacara Peringatan agustus di kabupaten.

Satu hal yang paling disayangkan, beberapa kali dia menyatakan ketidak mampuannya belajar Matematika, baginya matematika  pelajaran yang rumit dan membosankan, setali tiga uang , diapun tidak begitu menyukai pelajaran IPA.

Jauh tertinggal sebenarnya dengan Farist yang tempo hari, mengolok olok Guru baru,sampai menangis,bahkan pernah satu kali ,farist mengungkapkan ketidaksukaannya mengikuti Praktek agama, hanya karena Dia ,tidak hafal bacaan Shalat..!, namun tidak seperti Siti nurani yang alergi Eksakta, Farist bisa dikatakan jago, dan mumpuni dibidang Matematika.

Lagi lagi Seperti tahun sebelumnya, Sang guru dihadapkan pada sebuah pilihan , membiarkan sang Idola pengharum nama Sekolah harus gugur, karena ketidakmapuannya dibidang matematika dan ipa,

Atau membiarkan Farist si Trouble maker lulus, dengan meninggalkan hutang praktek shalat, dan beberapa kali melukai hati gurunya..

Atau harus melawan nurani kembali ???..

Maret 2013

Uji Adrenalin Guru PAI SMP Melalui Kegiatan OutBond MGMP Provinsi Banten

Bendulu, ANYER Adventure…

CIMG4692

Ada yang  unik, dari kegiatan MGMP Provinsi Banten Kali Ini, Dalam rangka peningkatan Mutu guru PAI SMP Provinsi Banten, Pada tanggal 30 -31 Maret tahun 2013, MGMP PAI SMP Provinsi Banten mengadakan kegiatan Workshop Sosialisasi kurikulum 2013 , dan  Peningkatan Hasil Belajar siswa Afeksi dan Psikomotor, sekaligus esok harinya peserta di ajak melakukan OUT BOND, bertempat di Adventure outbond Bendulu Anyer Beach.(klik  Disini on Flickr.Untuk Melihat Foto lainnya )

CIMG4585

Dikatakan unik, karena MGMP PAI SMP satu satunya yang “mengawinkan” kegiatan workshops dengan kegiatan yang bernuansa bermain namun memilki tujuan dan arah yang sama dengan meningkatkan kualitas Mutu Guru PAI SMP.( untuk melihat foto kegiatan workshop bisa klik MGMP PAI SMP PROVINSI BANTEN on Flickr.,)

CIMG4687

Meski terlihat tidak nyambung diantara kegiatan keduanya, namun melalui kegiatan outbond, peserta diajak langsung untuk melakukan kegiatan KI I, (Kompetisi I) Spiritual, dimana peserta akan ditumbuhkan kecintaan terhadap  sang pencipta melalui ciptaan alam ,sekitar lokasi yang masih alami dan Asri.

KI -2 (Sosial), KI-3 (Pengetahuan) ,KI-4 (Keterampilan ) peserta diajarkan kerjasama , saling menjaga , disiplin, berani, saling membantu, menumbuhkan kekeluargaan , melalui permainan titian, produk dan Siap menghadapi Tantangan, Berkompetisi, dan berani melakukan Inovasi.

Kegiatan ini sangat menarik peserta, meski terlihat kelelahan. Peserta Workshop Terlihat Antusias dan sangat menikmati kegiatan.yang pasti semua guru PAI SMP diajak untuk menguji Adrenalin, sehingga mampu berimbas pada kinerja mutu Guru PAI Disekolah….( klik  MGMP PROVINSI BANTEN on Flickr.Untuk Melihat Foto lainnya )

Apakah benar Wartawan Mitra Sekolah ??

wartawanBY. Hendi Suhendi

Ada pemandangan yang menarik dihampir semua sekolah, yang kita tidak temukan sebelum hadirnya bantuan Oprasional Sekolah.yaitu, membanjirnya silaturahmi “Wartawan ” dan “LSM” pada waktu waktu tertentu. Terutama pada saat hadir nya “Si BOS” atau proyek Bantuan Sekolah.

Hal ini mungkin terkait dengan tugas mereka yang memilki fungsi kontrol terhadap lembaga pemerintah atau program kegiatan yang didanai oleh pemerintah.

Dalam buku Blur: How to Know What’s True in the Age of Information Overload karya Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, tugas wartawan yang pertama yakni, authenticator, yakni konsumen memerlukan wartawan yang bisa memeriksa keabsahan suatu informasi.

Kedua adalah sense maker yakni menerangkan apakah informasi itu masuk akal atau tidak. Tugas ketiga adalah investigator, yakni wartawan harus terus mengawasi kekuasaan dan membongkar kejahatan.

Keempat adalah witness bearer, yakni kejadian-kejadian tertentu harus diteliti dan dipantau kembali dan dapat bekerja sama dengan reporter warga. Adapun tugas kelima adalah empowerer yakni saling melakukan pemberdayaan antara wartawan dan warga untuk menghasilkan dialog yang terus-menerus pada keduanya.

Keenam adalah smart aggregator, yakni wartawan cerdas harus berbagi sumber berita yang bisa diandalkan, laporan-laporan yang mencerahkan, bukan hanya karya wartawan itu sendiri. Ketujuh adalah forum organizer, yakni organisasi berita, baik lama dan baru, dapat berfungsi sebagai alun-alun di mana warga bisa memantau suara dari semua pihak, tak hanya kelompok mereka sendiri.

Adapun tugas kedelapan, role model, yakni tak hanya bagaimana karya dan bagaimana cara wartawan menghasilkan karya tersebut, namun juga tingkah laku wartawan masuk dalam ranah publik untuk dijadikan contoh.

Wartawan Sebagai Mitra Sekolah ?

Selain Wartawan memliki fungsi kontrol dan menjadi kepanjangan informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Bagi sekolah ,Wartawan merupakan “mitra” yang saling bersinergi untuk membangun pendidikan dan keterlajutan generasi cerdas bangsa.

Meski demikian, Sekolah sering merasa, ” Mereka ” hadir bukan sebagai mitra, melainkan Orang asing dengan kewenangan investigator, Penekan ( Presser), bahkan Intimidator. Tidak jarang kewenangan mereka melebihi BPK bahkan KPK sekalipun.

“wartawan ” Jenis ini sering sekali membawa Koran dengan “Oplah” dibawah standar, mungkin korannya hanya cocok jadi bungkus. Sekolah juga jarang sekali melihat tulisan tulisan mereka yang Berbobot ,atau tulisan kearah membangun  pendidikan,  memberikan solusi solusi yang mencerahkan.( Jangan jangan mereka Tidak bisa menulis?)

Tanpa ” Menjudge” profesi beberapa Oknum Wartawan yang suka menJudge pihak sekolah, keberadaan mereka terkadang cukup menggangu proses KBM, tidak jarang mereka meminta konfirmasi pada saat Guru mengajar , dan seringkali mereka membesar besarkan masalah, yang sesungguhnya masyarakat dan pihak sekolah sudah sampai pada tingkat pemahaman tertinggi.

Dan Anda tahu ujung silaturahmi mereka..???

 

Pendidikan Budi Pengerti, Pengertian, Tujuan , Dan Penerapan Materi Budi Pekerti Di Sekolah

Pengertian Pendidikan Budi Pekerti

Pada hakekatnya, pendidikan budi pekerti memiliki substansi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. ( Baca Pula : KI (kompetensi inti – KD (kompetensi Dasar PAI dan Budi Pekerti)

Pengertian pendidikan budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama manusia maupun dengan alam/lingkungan.

Tujuan pendidikan Budi Pekerti adalah untuk mengembangkan nilai, sikap dan prilaku siswa yang memancarkan akhlak mulia/budi pekerti luhur (Haidar, 2004). Hal ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan Budi Pekerti, nilai-nilai yang ingin dibentuk adalah nilai-nilai akhlak yang mulia, yaitu tertanamnya nilai-nilai akhlak yang mulia ke dalam diri peserta didik yang kemudian terwujud dalam tingkah lakunya.

Penerapan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah

Secara teknis, penerapan pendidikan budi pekerti di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu.

  • Strategi kedua ialah dengan mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
  • Strategi ketiga ialah dengan mengintegrasikan pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan.
  • Strategi keempat ialah dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.

Berkaitan dengan implementasi strategi pendidikan budi pekerti dalam kegiatan sehari-hari, secara teknis dapat dilakukan melalui:

a.      Keteladanan

Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah. Sebagai misal, jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada siswanya, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar dihadapan murid-muridnya.

Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang pentingnya kedisiplinan kepada murid-muridnya, maka guru tersebut harus mampu memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaannya.

Tanpa keteladanan, murid-murid hanya akan menganggap ajakan moral yang disampaikan sebagai sesuatu yang omong kosong belaka, yang pada akhirnya nilai-nilai moral yang diajarkan tersebut hanya akan berhenti sebagai pengetahuan saja tanpa makna.

b.      Kegiatan spontan.

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti berkelahi dengan temannya, meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding, mengambil barang milik orang lain, berbicara kasar, dan sebagainya.

Dalam setiap peristiwa yang spontan tersebut, guru dapat menanamkan nilai-nilai moral atau budi pekerti yang baik kepada para siswa, misalnya saat guru melihat dua orang siswa yang bertengkar/berkelahi di kelas karena memperebutkan sesuatu, guru dapat memasukkan nilai-nilai tentang pentingnya sikap maaf-memaafkan, saling menghormati, dan sikap saling menyayangi dalam konteks ajaran agama dan juga budaya.

c.       Teguran.

Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat membantu mengubah tingkah laku mereka.

d.      Pengkondisian lingkungan.

Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa melalui penyediaan sarana fisik yang dapat menunjang tercapainya pendidikan budi pekerti.

Contohnya ialah dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh peserta didik, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga mudah dibaca oleh setiap peserta didik.

e.       Kegiatan rutin.

Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat.

Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas untuk mengajarkan budaya antri, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, dan membersihkan ruang kelas tempat belajar.

Hambatan dalam penerapan pendidikan budi pekerti di sekolah

Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah, sering kali kontra produktif atau terjadi benturan nilai.

Untuk itu agar proses pendidikan budi pekerti di sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan berbagai kegiatan dan program pendidikan budi pekerti yang telah dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah ( Baca : KI – Kd PAI dan Budi Pekerti). Tujuannya ialah agar terjadi singkronisasi nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang di ajarkan di sekolah dengan apa yang ajarkan orang tua di rumah.

Selain itu, agar pendidikan budi pekerti di sekolah dan di rumah dapat berjalan searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid hendaknya juga dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan program pendidikan budi pekerti di sekolah.

Dengan pelibatan orang tua murid dalam proses perencanaan program pendidikan budi pekerti di sekolah, diharapkan orang tua murid tidak hanya menyerahkan proses pendidikan budi pekerti anak-anak mereka kepada pihak sekolah, tetapi juga dapat ikut serta mengambil tanggung jawab dalam proses pendidikan budi pekerti anak-anak mereka di keluarga.

Pondok Pesantren Modern Daarussaa’dah Cimarga, Kab.Lebak ( boarding School ),mencetak Santri Berwawasan Modern dan Berhati Mekah

Profil Dan Kegiatan Pondok

MUQODIMAH

Pimpinan Pondok, KH .Pupu Mahpudin,M.Ag

Pondok Pesantren Daarussa’adah di dirikan oleh K.H Hasan Aping (Alm) dan K.H Pupu Mahfuddin M.Pd.I pada tahun 1989 . Lahirnya Pondok Pesantren Daarussa’dah untuk mencetak kader muslim yang berakidah islamiah,berkualitas,berwawasan jauh kedepan mempunyai kesemimbangan antara ilmu dan amal serta keseimbangan antara dzikir dan fikir.Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Pondok Pesantren Daarussa’adah selain ditunjang oleh psilitas yang refresentatif, didukung juga oleh tenaga pendidikan yang propesional dibidangnya. Tenaga pendidik terdiri atas lulusan Pondok-pondok alumni Gontor, Gintung, dan para sarjana perguruan tinggi negeri dan suasta. Al-azhar University, UNPAD, UIJ, UNISBA, STAI, dan lain-lain. Allhamdullah Alumni Pondok Pesantren Daarussa’adah diterima di tengah-tengah masyarakat sebagai pemimpin pesantren, dai, mubaligh, guru ngaji, ustadz, dosen, PNS, Militer dan Lain-lain.

VISI

•         Mencetak generasi muslim yang Qur’ani, berakhlakul akrimah dan rosikhuna fil il’mi.

MISI

•         Menciptakan generasi muda yang beriman dan betakwa kapda Allah SWT sebagai kader-kader Umat Islam dalam prores pengusaan, pengembangan dan penerapan IPTEK untuk menyiapakan manusia Indonesia seutuhn.

TUJUAN PONDOK PESANTREN DAARUSSAADAH

•         Meningkatkan dan mengenbangkan potensi SDM sebagai sabjek dan

wahana untuk mencapai keridoan Allah SWT.

•         Memenuhi minat intelektual dan prospek santri,

•         Mengembangkan keikut sertaan sebagai figure dan assep masyarakat

yang  siap pakai.

•         Melahirkan lulusan yang berkualitas tinggi.

•         Mencetak lulusan agar mampu memiliki akidah islamiah yang kuat dan

memiliki keseimbangan atara ilmu dan amal.

•         Mencetak santri yang beramal ilmiyah dan berilmu amaliah.

AKTIFITAS PONDOK PESANTREN DAARUSSADAH

•         Kajian Kitab-kitab Kuning sistem paket

•         Pengembangan Tilawatil Qur’an

•         Disiplin pengguanaan Bahasa Arab dan Inggris dalam pecakapan

sehari-hari.

•         Latihan pidato bahasa Arab, Inggris, Indonesia.

•         Beroganisasi dan kepramukaan

•         Diskusi keagamaan

•         Kursus komputer

•         Marching band

•         Qosidah dan Nasyaid

•         Beladiri Tapak Suci

•         Band

•         Pelatihan industri Roti

AKTIFITAS HARIAN SANTRI

•         04.00-05.00•         05.00-06.15

•         06.00-07.00

•         07.00-12.15

•         12.15-14.00

•         14.00-15.15

•         15.15-17.00

•         17.00-1830

•         18.00-20.00

•         20.15-21.30

•         22.00-04.00

•         Bangun tidur dan shalat subuh•         Kajian Kitab-katib Salafy (Balaghan)

•         Mandi dan sarapan pagi

•         Masuk sekolah (KBM)

•         Shalat, makan, istiraht.

•         Kajian kitab salafy (sorogan)

•         Shalat ashar, olahraga, kursus

•         Mandi dan persiapan ke masjid

•         Kajian kiban-kitab kuning

•         Shalat isya dan belajar bersama

•         Istirahat (wajib tidur)

JENJANG PENDIDIKAN

•         Jenjang pendidikan Pondok Pesantren Daarusa’adah setingkat dengan Madrasah Tsanawiah (MTs)/SMP dan Madrasiah Aliah (MA)/SMA dengan jenjang sebagai beriku:

•         6 (enam) tahun untuk lulusan SD/MI

•         Berijazah Sanwiyah/SMP Dan Aliayah?SMA

KURIKULUM PENDIDIKAN

Dalam proses pengembangan fikir dan dzikir Pondok Pesantren Daarusaadah memadukan kurikulum Pendidikan Nasional dan kurikulum Pesantren sebagai satuan pelajaran yng integral bahasa pengantar yang diggunaka Disesuaikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mata pelajaran yang berbaris Nasional, Bahasa inggris dan Bahasa Arab untuk Mata Pelajaran yang berbaris Pesantren (Keagamaan).

KAJIAN KITAB KUNING

Kelas I

•         Awamil, Wasoya, Matan Bina, Hadist Arba’in, dan Safinatunnajah.

Kelas II

•         Jurumiah, Kailany, Quthrotul Ghaist, Nashoihul I’bad, Tijan Dirori, Sanusiyah, Matan Bina.

Kelas III

•         Jawahirul Tauhid, Nadhom Imrity, Ta’lim Muta’lim, Fathul Qorib, Nashoihul I’bad, Muta’mimmah.

Kelas IV

•         Riyadhul Badi’ah, Tafsir jalalain, Mutamimmah, Nadham Maqsud, Mukhatarul Hadist, Fathul qarib.

Kelas V

•         Bidayatul Hidayah, Tafsir jalalain, Fathul muin, Alfiyah, Nadham Maqsud, Mukhatarul Hadist, Jawarul Maknun.

Kelas VI

•         Bidayatul Hidayah, Tafsir jalalain, Fathul muin, Alfiyah,  Mukhatarul Hadist, Jawarul Maknun.

FASILITAS PENUNJANG

•         Asrama putra dan putri

•         Laboratorium Komputer, Biologi, dan Fisika.

•         Perpustakan Buku dan Kitab Digital

•         Sarana seni dan Olah Raga

•         Perumahan guru

•         Ruang proses Belajar mengajar (PBM)

•         Kompontren

•         Free Hotspot

•         Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren)

•         Lapangan Badminton In door

•         Lapangan Futsal In door

•         Teather

Pimpinan Pondok beserta Keluarga

Mata pelajaran Prakarya dan Contoh Materi Pelajaran Prakarya

By.Hendi Suhendi

Di Struktur Kurikulum 2013 ( Baca : KI – Kd Prakarya ) , Prakarya merupakan salahsatu materi pelajaran  yang muncul tersendiri setelah sekian lama “bareng” siam bersama  Seni Budaya. Namun karena Siam itulah , terkadang Prakarya tersisihkan, bisa jadi karena Sang guru lebih menguasai Seni musik daripada Keterampilan atau Prakarya sangat ribet untuk diajarkan.

Sesungguhnya Mata pelajaran Prakarya sudah mendiami kurikulum sejak lama, dengan nama Keterampilan. baik keterampilan Bebas maupun Terikat.

Prakarya memiliki pengertian Ketrampilan, hastakarya, atau disebut kerajinan tangan, atau keterampilan tangan. Bisa jadi bahan yang digunakan tersedia dipasar, tinggal merangkai ataupun pemanfaatan limbah dan bahan bekas.

Materi Prakarya sesungguhnya tidak perlu mengacu pada buku panduan yang dikeluarkan Kemendikbud, atau menunggu datangnya buku panduan dari sales buku. Guru bisa memanfaatkan media apa saja sebagai sumber materi/belajar.

Salah satu materi Prakarya bisa  Rekan guru  baca atau kunjungi beberapa situs dibawah ini :

Permenkeu No 41/PMPK.07/2013 dan Permenkeu No.42/PMK.07/2013, Tentang Pedoman Umum Alokasi TPG PNSD

Bagi rekan rekan yang membutuhkan rincian Permenkeu diatas bisa mengunduh :

Permenkeu No. 42/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota Tahun Anggaran 2013 dan Lampirannya

Permenkeu No. 41/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum Dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota Tahun Anggaran 2013 dan Lampirannya.

Baca juga Artikel Hendi yang lain :

Tanks To : http://www.kopertis12.or.id Sumber berita

Integrasi Mata Pelajaran Budi Pekerti Kedalam Mata Pelajaran Agama, bukti kegagalan Pelajaran Agama Di Sekolah

By. Hendi Suhendi

Sebagaimana dikemukakan oleh Kemendikbud, Muh.Nuh , bahwa pada kurikulum 2013 , mata pelajaran budi pekerti akan digabungkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama.

“Dalam kurikulum baru nanti mata pelajaran agama tidak berdiri sendiri, tetapi digabung dengan pendidikan budi pekerti, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil anak didik yang mempunyai wawasan keagamaan baik dan budi pekertinya juga baik,” katanya pada Dies Natalis ke-37 Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di gedung Auditorum UNS Kentingan Solo, Senin.

Penggabungan ini sesungguhnya , bukanlah barang baru, jauh sebelum rencana adanya mata pelajaran Budi pekerti yang di integrasikan kedalam Pelajaran Agama, pada masa orde lama , pendidikan budi pekerti masuk menjadi salah satu mata pelajaran dalam kurikulum SD tahun 1947, pendidikan budi pekerti lantas digabung  dengan mata pelajaran agama pada kurikulum 1964, dengan nama mata pelajaran agama/ budi pekerti. Juga ada mata pelajaran kewarganegaraan yang disebut Civics.

Pendidikan karakter memang timbul tenggelam dalam kurikulum pendidikan nasional kita. Pendidikan budi pekerti kadang menjadi primadona, menjadi mata pelajaran khusus dan kemudian menjadi demensi yang menjiwai seluruh mata pelajaran lainnya, adakalanya budi pekerti diintegrasikan dengan mata pelajaran agama, pendidikan moral pancasila, dan akhlak mulia,namun terkadang mata pelajaran budi pekerti hilang dalam kurikulum kita.bahkan pendidikan budi pekerti  menjadi sesuatu yang tak penting untuk diajarkan. Hal ini tampak dari tidak pernahnya mata pelajaran budi pekerti masuk kedalam mata pelajaran di SLTA sejak kemerdekaan Indonesia.

Budi Pekerti, dalam pengertian lain bisa disebut pula Akhlak yang baik , atau internalisasi nilai baik budaya maupun agama yang mengandung tatacara hidup baik. ( Baca : Pengertian ,tujuan dan penerapan Budi Pekerti Di Sekolah)

Budi pekerti di kurikulum 2013 muncul karena tuntutan keadaan, dimana, pendidikan tampaknya  hanya mampu menghasilkan manusia manusia pandai dan berwawasan luas, namun prilakunya jauh dari nilai nilai yang diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. Pelajaran Agama hanya sampai pada penguasaan wawasan keagamaan , wawasan keilmuan keagamaan.tetapi belum sampai pada substansi hidup beragama…

Padahal jika menilik aspek ruang lingkup yang diajarkan pada  pendidikan agama, ambil semisal , Pendidikan Agama Islam, disana suduh cukup ruang lingkup yang meliputi, keimanan (Tauhid) ,Alquran hadist , Fiqh , Sejarah, dan Akhlak Mulia (Budi pekerti). Bahkan satu sama lain harus memiliki semangat  Akhlak , termasuk  Aspek Sejarah sekalipun, harus bernapaskan muatan Akhlaq Mulia.! ,yang kemudian di aflikasikan dalam bentuk Indikator di RPP.

Pengintegrasian atau penggabungan Budi pekerti kedalam pendidikan Agama, Hanyalah bentuk akomodir Keinginan masyarakat  yang menginginkan Budi Pekerti masuk kedalam kurikulum saja, sekaligus mengakomodir keinginan bertambahnya jumlah jam PAI disekolah.

ketidakpuasan masyarakat terhadap hasil pendidikan Sekolah yang tampaknya tidak berpengaruh terhadap peningkatan moralitas manusia yang semakin baik, memperkuat terintegrasinya materi Budi pekerti kedalam mata pelajaran PAI.

Budi pekerti yang terintegrasi pada  pendidikan agama, seolah menyiratkan pesan, pendidikan Agama tak cukup cakap dalam mengelola jiwa baik, dan harus disempurnakan dengan budi pekerti…..Allahualam Bi Shawab..

Situs Pra Sejarah Kab. Lebak ( Pembelajaran Sejarah )

Data penyimpanan Artikel Sumber :Dok. Balai Arkeolog, Bandung 2005, Dokumentasi Tim Peneliti Sejarah Kabupaten Lebak, 2006.Melalui :  HTTP://catatankelabu.wordpress.com

MASA PRASEJARAH

Masa prasejarah di tatar sunda dimulai pada masa plestosen kira-kira, juta tahun yang lalu hingga awal abad ke-5 Masehi. Pengamatan terhadap tinggalan budaya manusia pada masa prasejarah melalui pendekatan sosial ekonomis, memperhatikan bahwa perkembangan budaya yang menyertai perkembangan fisik manusia di Indonesia telah melampaui tiga tingkatan penghidupan yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan masa kemahiran teknik yang dicirikan oleh berbagai hasil budaya yang mewakili jamannya.

Pengungkapan tentang kehidupan masa berburu dan meramu makanan di Kabupaten Lebak, saat ini belum dapat diungkapkan secara ituh karena temuan budaya yang in situ dan satu konteks dengan manusia pendukungnya belum ditemukan. Kendati demikian, peralatan batu berupa fragmen alat batu belum lama ini ditemukan di Situs Curugbitung khususnya di Situs Buyut Mangeunteung. Temuan alat batu itu merupakan temuan permukaan yang ditemukan bersama-sama dengan fragmen keramik. Di situs itu ditemukan juga fosil kayu, fosil kerang air tawar, meja batu, menhir terbuat dari fosil kayu. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim peneliti Balai Arkeologi Bandung pada tahun 5 dan sampai saat ini masih berlangsung. Di situs Curugbitung, selain temuan prasejarah juga ditemukan makam-makam Islam.

Seiring dengan semakin berkembangnya tingkat pengetahuan manusia, mereka mulai mengenal budaya bercocok tanam dimuali kira-kira bersamaan dengan berkembangnya kemahiran (mengasah) alat-alat batu seperti beliung dan kapak batu, mata tombak dan mata panah sebagai alat berburu. Lambat laun seiring dengan majunya peradaban manusia yang cipicu oleh berkembangnya tingkat pengetahuan masyarakat dan penguasaan teknologi terutama pengolahan alat-alat batu untuk keperluan hidup sehari-hari, melahirkan berbagai pembaharuan.

Pemikiran tentang terjadinya alam di sekitar mereka, memunculkan rasa hormat dan kepercayaan lain di luar kemampuan manusia yaitu animisme dan dinamisme. Kepercayaan ini pada perkembangan selanjutnya melahirkan rasa hormat kepada orang-orang yang berjasa yaitu kepala suku atau nenek moyang mereka yang diikuti oleh pendirian bangunan batu sebagai lambang penghormatan dan media pemujaan. Hasil budaya masa itu dikenal dengan budaya neolitik dan megalitik. Budaya neolitik mditandai dengan berbagai bentuk alat seperti beliung persegi dari jenis batuan kalsedon, jaspis dan rijang, perhiasan (gelang batu) dan pengasah batu. Sementara budaya megalitik ditandai dengan berbagai bentuk bangunan seperti menhir, bangunan teras berundak, kubur batu, dolmen, sarkofagus, lumpang batu dan arca batu.

Kehidupan budaya pada masa bercocok tanam di Kabupaten Lebak terutama budaya megalitik dapat dijelaskan melalui hasil budayanya. Situs Arca Domas (Leuwidamar), Lebak Cibedug (Citorek), Kosala (Cipanas) dan Gunung Dangka (Cilangkahan) merupakan kabuyutan yang saling berkesinambungan. Situs Arca Domas dengan masyarakat Baduy (Kanekes) merupakan acuan dari sebuah pemukiman megalitik pada masa lalu. Demikian juga dengan situs Lebak Cibedug yang dapat dijadikan acuan untuk merekonstruksi sebuah pemukiman pada masa itu. Melalui penemuan batu tukuh di sekitar, dapat diperkirakan bagaimana sebuah perkampungan dibuka. Tradisi ini didukung oleh adanya kebiasaan warga kampung di sekitar “batu tukuh” yang telah beberapa kali berpindah tempat di sekitar situs Lebak Cibedug. Biasanya perpindahan kampung ini berdasarkan wangsit yang diterima pemangku adat dari Kasepuhan Adat bersangkutan, Kasepuhan Ciptagelar (Sukabumi) salah satu kasepuhan yang tergabung dalam Kesatuan Ada Baten Kidul. Situs Kosala merupakan acuan lain dari sebuah situs upacara pemujaan yang sampai saat ini masih dilakukan masyarakat Baduy Karang. Situs Gunung Dangka yang terletak di puncak Gunung Dangka, merupakan acuan pemujaan bagaimana konsep “ngahyang” itu terjadi. Situs sejenis itu ditemukan juga pada situs Gunung Luhur Jaya (Cipanas). Situs lainnya adalah Curugbitung dimana temuan megalitik bercampur dengan makam-makan Islam.

MASA HINDU BUDHA

Masa prasejarah berakhir pada abad ke-5 Masehi dengan ditemukannya tujuh buah prasasti yang dikeluarkan oleh Raja Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara. Penemuan itu tidak berarti semua daerah di Tatar Sunda mengalami masa sejarah. Di sebagian besar wilayah sangat mungkin masih berada pada tahapan budaya prasejarah terutama budaya megalitik.

Mundandar berpendapat bahwa bangunan keagamaan di Tatar Sunda dari masa Hindu Budha dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu :

  1. Bangunan teras berundak dua, tiga atau lebih dengan ciri utama undakan berupa susunan batu kali atau balok batu dan memiliki tangga antar teras; di teras teratas diletakkan lingga atau arca dewa lainnya.
  2. Berupa sebuah batur tunggal yang hanya terdiri dari satu batur, memiliki tangga atau tidak; di tengah-tengah baturditempatkan lingga atau arca dewa lainnya.
  3. Bangunan pertapaan yang belum dikenal secara pasti, berupa gua alam atau gua buatan serta bangunan suci terbuat dari bahan yang mudak lapuk.

Hasil penelitian itu menunjukan bahwa bangunan suci pada masa ini terbagi atas tiga bentuk, yaitu bangunan batur tunggal, bangunan teras berundak dan bangunan altar.

Di Kabupaten Lebak, Situs Kosala (Cipanas) dan Lebak Cibedug (Cibeber) merupakan contoh dari bangunan teras berundak yang digunakan kembali pada masa kemudian (multi component sites). Sementara itu, situs Gunung Julang atau Ciwongwongan (Cipanas) dari masa Hindu Budha merupakan salah satu bentuk bangunan batur tunggal. Sementara wilayah Kanekes diduga menjadi salah satu mandala Kerajaan Sunda, yang dibangun pada masa pemerintahan Rakeyan Darmasiska (1175-1297 M).

TINGGALAN ARKEOLOGI

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian terdahulu, tinggalan budaya Kabupaten Lebak bercorak tradisi megalitik. Pada masa itu ttradisi pendirian bangunan megalitik didasari oleh kepercayaan bahwa sorang pemimpin atau leluhur yang telah mati tetap berpengaruh terhadap kesuburan tanaman dan kesejahteraan masyarakat yang ditinggalkan. Jasa dari kerabat yang telah mati itu diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar, yang kemudian menjadi media penghormatan, tempat singgah dan sekaligus menjadi lambang dari si mati.

Pada kenyataannya tinggalan budaya megalitik tidak selalu bangunan batu besar. Dibeberapa situs megalitik ditemukan bangunan yang terbuat dari batu berukuran kecil. Oleh karena itu seharusnya bangunan itu dimasukkan dalam kelompok budaya megalitik, dengan catatan dimanfaatkan untuk tujuan sakral, khususnya sebagai media pemujaan arwah nenek moyang. Pada umumnya, peninggalan tradisi megalitik erat kaitannya dengan kegiatan bercocok tanam.

sumber : van der Hoop, 1932 dengan sedikit perubahan

Lokasi Situs Arca Domas, Lebak Cibedug, Kosala dan Gunung Dangka

Bangunan teras berundak di Kabupaten Lebak yang terbilang penting karena keunikannya antara lain situs Arca Domas (Kanekes), situs Kosala (Lebak Gedong), situs Lebak Cibedug (Citorek) dan situs Gunung Dangka (Gunung Dangka). Situs-situs ini merupakan situs megalitik yang digunakan kembali pada kemudian.

Temuan lainnya yaitu situs Curugbitung (Kecamatan Curugbitung), sampai saat ini masih diteliti oleh Balai Arkeologi Bandung, hingga kajian terbatas pada data yang ada saat ini. Berikut adalah uraian dari beberapa tinggalan budaya pada masa prasejarah :

1.   Situs Arca Domas

Situs Arca Domas disebut juga Sasaka Pada Ageung atau Sasaka Pusaka Buana terletak di Kampung Cikeusik Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar. Situs ini berada di atas bukit Pamuntulan di hulu sungai Ciujung, tepatnya pada suduk kelokan sungai yang membelok dari tenggara ke arah timur pada lereng tepian tepian sungai sebelah utara, di sisi barat pegunungan Kendeng. Situs ini merupakan daerah yang disucikan oleh masyarakat Kanekes dan terlarang bagi orang luar. Situs ini merupakan bangunan teras berundak berbentuk piramida, terbuat dari susunan batuan andesit, terdiri dari tujuh teras dengan arah hadap utara – selatan. Susunan undakana menyerupai petak-petak sawah, sebagian besar pembatas undakan sudah tidak jelas karena batuan penyusunnya sudah lepas. Areal situs lembab dan terkesan angker.

Dijelaskan dari tigabelas undakan itu dimaksudkan sebagai simbol tahapan yang harus ditempuh oleh roh nenek moyang untuk mencapai langit. Roh itu memulai perjalanannya dari undakan paling bawah menuju undakan kedua dan telah melalui proses pensucian yang dilakukan di Lumpur Sibalagadagama, sehingga dengan melalui undakan-undakan selanjutnya roh akan bersatu dengan Batara Tunggal penguasa langit dan bumi yang bersemayam di puncak undakan.

Upacara muja di Arca Domas dimulai pada tanggal 16, 17, 18 bulan Kalima. Pada pagi hari tanggal 16 Puun Cikeusik disertai baris kolot berangkat menuju talahab, yaitu dangau-dangau (saung) terbuat dari bambu dan beratapa rumbia yang sudah disiapkan sebelumnya. Tanggal 17 mereka mandi (mensucikan diri) di sungai Ciujung dan baru kemudian menuju ke Arca Domas dari sisi utara.

Pada undakan pertama pada teras I mulailah puun memimpin upacara muja menghadap ke arah pincak dengan membaca mantra dan doa-doa tertentu. Pada Teras VII, mereka mencci muka, tangak dan kaki di sanghyang Pangumbahan. Lumpang batu itu menjadi sumber alamat karena bila saat ditemukan dalam keadaan penuh dan bening, itu mengisyaratkan akan banyak hujan, iklim baik dan panen berhasil. Sebaliknya bila dangkal dan keruh merupakan alamat kekeringan dan kegagalan panen.

Dari Sanghyang Pangumbahan mereka menuju pincak punden tempat menhir dan Arca Domas berada. Mereka melihat menhir dan arca itu dengan perasaan cemas. Bila menhir dan arca itu tertutup lumut, pertanda kesejahteraan dalam tahun itu, sebaliknya bila tidak tertutup lumur, berarti batara sataranjang (batara telanjang), suatu pertanda akan tertimpa kesusahan dan bencana. Lumut disebut komala (permata) dan biasa dibawa pulang untuk berkah bagi mereka yang memerlukan. Kegiatan membersihkan sasaka dalam naskah Sanghyang Siksakandang Karesian disebut Ngomean Sang Hyang.

Selesai acara di puncak punden mereka turun, sampai di teras II mereka melakukan pula lagi dan mengikrarkan tetap setia pada agama Sunda (Wiwitan) dan akan menjauhi agama Islam. Pengikraran ini sangat mungkin berlaku setelah Kerajaan Sunda runtuh dan agama Islam sudah menyebar ke masyarakat sekitar. Undakan kedua bagian utara disebut lemah bodas (tanah putih). Lemah bodas dan komala merupakan tanda berkah yang akan diberikan kepada mereka yang memintanya pada saat turun muja.

2.  Situs Kosala (Lebak Sangka)

Situs Kosala terletak di Kampung Boongsarung Desa Lebak Gedong Kecamatan Cipanas. Situs ini dibangun di sebuah hutan bambu pada puncak bukit Pasir Sangka (Gunung Kosala) diantara dua aliran sungai yaitu sungai Cipamali dan sungai Cibaduy. Situs Kosala berbentuk bangunan teras berundak terdiri darilimateras, terbuat dari batuan andesit dengan arah hadap barat laut – tenggara, menyerupai piramida. Teras-teras bangunan berundak Kosala disusun melingkar mengikuti kontur bukit dan setiap teras memiliki altar-altar dengan berbagai bentuk.

Sumber : van Tricht, 1929

Sketsa Situs Kosala

Temuan yang bisa diidentifikasi adalah sebuah altar berupa susunan batu datar dengan sebuah menhir besar dalam keadaan setengah rubuh, tertanam di tengah tumpukan batu.

Altar (Batu Datar dan Menhir)

Altar lainnya berupa susunan batu datar berbentuk memanjang dengan sebuah singgasana batu. Sandaran singgasana batu berbentuk segilima, saat ini dalam keadaan miring. Penduduk setempat menyebut altar itu leluhur Menes.

Altar (Leluhur Menes)

Altar berikutnya berupa sebaran batuan, sandaran singgasana batu berbentuk segilima yang setangahnya tertanam di dalam tanah, dan menhir-menhir sebagian setengah tertanam di dalam tanah sebagian lagi rubuh. Penduduk menyebut altar itu leluhur Bongbang.

Altar (Leluhur Bongbang)

Altar (Leluhur Sobang)

Beberapa temuan yang masih dapat diidentifikasi adalah altar berupa susunan batu andesit dengan menhir dan lingga semu diantaranya. Sebagian bati terbenam di dalam tanah sehingga bentuk altar ini belum diketahui, altar ini disebut Leluhur Sobang.

Temuan lainnya adalah susunan batu temu gelang (stone enclosure) berupa susunan batu andesit yang disusun melingkar. Di dalam lingkaran itu terdapat empat buah menhir dengan susunan batu datar dan lingga semi ditengahnya. Penduduk menyebutnya sebagai Leluhur Parahyang.

Altar (Leluhur Pangawinan)

Batu-batu Pelor dan Menhir

Altar lainnya berupa susunan batu datar dengan lingga semu yang dikelilingki oleh batu pelor. Batu-batu pelor itu juga terdapat di sekitar altar, sehingga penduduk setempat menyebut altar itu Leluhur Pangawinan. Di sekitar altar (Leluhur Pangawinan) terdapat susunan batu datar dengan menhir-menhir yang tergeletak di antaranya. Diatas beberapa batu datar itu terdapat batu-batu pelor, selain itu menurut kuncen situs di sekitar lokasi altar (Leluhur Pangawinan) terdapat Cikahuripan atau Gelemeng Hideung. Lokasi tepatnya tidak diketahui karena tempat ini dirahasiakan oleh orang Baduy Karang.

Beberapa temuan yang dapat diidentifikasi adalah sandaran-sandaran singgasana batu berbentuk segilima yang tergeletak di antara susunan batuan andesit. Sebuah menhir terletak di belakang sandaran singgasana batu itu. Penduduk setempat menyebutnya Sajira Hilir.

Talahab terbuat dari bambu, saat ini masih digunakan oleh orang Baduy Karang dalam kunjungan mereka untuk memuja setiap tahun pada tanggal 14 bulan Syawal. Diantara reruntuhan talahabterlihat sebaran batuan andesit dan menhir-menhir setengah rubuh.

Pada teras ini terdapat altar-altarberbentuk singgasana batu dengan sandaran batu berbentuk segilima dan sebuah pemandian (kulah). Di sekitar pemandian terdapat sebaran batuan andesit dan menhir dalam keadaan miring. Pada saat ini keadaan teras sudah hancur dan batuan pembatas teras serta tangga sudah acak.

Altar lain berupa susunan batu datar dengan sebuah singgasana batu dalam ukuran besar. Altar ini berada pada lahan yang lebih tinggi dari permukaan tanah, terletak tidak jauh dari Sajra Hilir. Penduduk setempat menyebut altar itu Sajra Girang.

Altar berupa susunan batu datar berbentuk singgasana batu dalam ukuran besar. Sandaran singgasana batu berbentuk segilima dan di atas batu datar (tempat duduk) terdapat batu-batu pelopor. Batu-batu pelopor ini juga diletakkan pada batu-batu datar yang terletak di lantai altar. Penduduk setempat menyebutnya Tempat Musyawarah.

Altar lainnya berupa susunan batu datar dengan sebuah singgasana dalam ukuran lebih kecil dibandingkan dengan altar sebelumnya. Sandaran singgsasna batu terbilang unik karena sandaran utama berbentuk segilima dipadu dengan sandaran lain berbentuk sama dalam ukuran yang lebih kecil di kanan dan kirinya (seperti sayap) membentuk setengah lingkaran. Penduduk setempat menyebutnya altar Leluhur Parungkujang atau Prabu Siliwangi.

Selain bangunan berundak, di sekitar areal situs terdapat sebuah arca yang pada saat ini sudah hilang. Berdasarkan laporan Van Trich, arca itu terletak di sebuah lahan yang lebih tinggi dari permukaan tanah. Dia menduga bahwa arca itu adalah Budha dalam pahatan sederhana, dilihat dari sikap tangan (mudra) yang membentuk mudra tertentu. Arca tersebut merupakan penjelmaan dewa (nenek moyang) orang Baduy Karang yang disebut sebagai Resi Guru.

Tinggalan arkeologi di situs Kosala mengacu pada Kosala sebaga situs upacara, mulai dari masa megalitik (prasejarah) hingga masa Hindu Budha khususnya agama Hindu(Saiwa), bahkan pada pasa Islam. Sejumlah batu pelor yang diletakkan di atas singgasana batu “tempat musyawarah: di teras V dan batu datar di lantai teras menunjukkan makna batu pelor yaitu :

  • Batu pelor berjumlah 1 bermakna Tuhan Yang Masa Esa (Tunggal)
  • Batu pelor berjumlah 2 bermakna sesuatu yang bertolak belakang seperti siang dan malam, pria dan wanita
  • Batu pelor berjumlah 4 bermakna arah mata angin
  • Batu pelor berjumlah 5 bermakna Rukun Islam
  • Batu pelor berjumlah 6 bermakna Rukum Iman
  • Batu pelor berjumlah 7 bermakna jumlah hari dalam seminggu

Batu pelor pada masa megalitik (prasejarah merupakan simbol kurban (bisa binatang atau manusia) yang dibutuhkan dalam setiap upacara tergantun dari keinginan si pemuja. Menurut tradisi, pada awalnya situs merupakan tempat bertapa sekaligus tempat persembunyian Prabu Kian Santang ketika dikejar-kejar oleh putranya Raden Gagak Lumayung yang bermaksud mengislamkannya. Ia berperang sampai ke Batavia(Jakarta) terus ke Gunung Bongkong (Ciparasi, Lebak) lalu ke Baduy. Di Baduy ia membangun tiga perkampungan yaitu Cikeusik, Cibeo dan Cikertawana. Dari situ ke Batu Tulis (Bogor) dan bila menginginkan ia bisa ke Kosala melalui lorong panjang (masuk ke perut bumi) sampai ke sebuah lubang (sumur) yang disebut Gelemeng Hideung (Cikahuripan). Saat ini situs Kosala merupakan bangunan suci orang Baduy Karang yang datang memuja setiap tanggal 14 bulan Syawal untuk keperluan berladang (huma). Dalam kunjungan itu mereka datang dalam kelompok (8 orang) dengan membawa keris dan pedang pusaka mereka.

Selain itu situs Kosala merupakan tempat pertemuan tujuh orang leluhur yang dipercaya dapat membawa berkah bagi orang-orang yang menziarahinya. Ketujuh leluhur itu adalah Leluhur Parungkujang atau Prabu Siliwangi (bidang kepangkatan/jabatan), Leluhur Sajra atau Abuya Kayu Buyut Mangun Tapa (bidang keselamatan), Leluhur Menes atau Kyai Sapuling Sakti (bidang agama), Leluhur Pangawinan (bidang pertanian), Leluhur Parahyang (tempat para Hyang atau leluhur/dewa), Leluhur Sobang (tempat ziarah orang Baduy Karang) dan Leluhur Bonbgbang tidak boleh dikunjungi oleh orang yang beragama Islam. Situs ini terletak diantara dua sungai yaitu sungai Cipamali dan sungai Cibaduy yang mengairi kulah. Menurut kepercayaan, orang Baduy Karang yang akan menuju situs pada waktu muja, tidak boleh menginjak air sungai Cipamali karena air itu dianggap suci.

Pemujaan kepada tujuh leluhur itu diduga sesuai dengan fungsi tinggalan arkeologi teras demi teras yang tampaknya tidak mengacu pada perjalanan upacara seperti pada bangunan teras berundak laninnya yang berjalan dari teras satu hingga teras teratas sebagaimana situs Arca Domas di Baduy. Setiap teras mempunyai altar-altar yang berfungsi sesuai dengan maksud pemujaan. Dengan demikian agaknya setiap teras dengan altar-altarnya dapat menjadi tempat pemujaan yang berdiri sendiri sesuai dengan maksud si pemuja.

Singgasana batu yang sebagian besar mendominasi tinggalan budaya di situs Kosala dapat ditafsirkan sebagai “singgasana dewa atau leluhur”. Di tempat itulah para dewa atau leluhur “duduk” sementara pada saat upacara berlangsung.

3.   Situs Lebak Cibedug

Situs Lebak Cibedug terletak di Kampung Cibedug Desa Citorek Kecamatan Cibeber, termasuk dalam Kawasan Nasional Gunung Halimun. Kawasan Nasional Gunung Halimun ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 282/Kpts.11/1992 tanggal 28 Februari 1992 dengan luas 40.000 Ha. Areal situs terletak di lereng Pasir Manggu dengan luas sekitar 2 hektar.

Lingkungan alam Lebak Cibedug dari sisi barat 

Bangunan Teras Berundak Lebak Cibedug

Berdasarkan bentuk bangunan secara keseluruhan, situs Lebak Cibedug terdiri dari bangunan teras berundak, bangunan sumuran, bangunan menhir, batu bergores dan sebaran batu tukuh, dengan batas-batas situs sebagai berikut :

  •   Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Cibedug
  •   Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Cibedug
  •   Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai dan Kampung Cibedug
  •   Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Pasir Manggu

Bangunan Teras Berundak

Bangunan teras berundak dibangun 25 m di atas permukaan tanah dengan arah hadap barat timur, terdiri dari tiga teras utama yang terbuat dari bahan batuan andesit. Masing-masing teras memiliki bangunan berundak-undak. Teras pertama terletak di bagian barat, merupakan dataran yang paling rendah dan luas dibandingan dengan teras kedua dan ketiga. Teras kedua terletak di bagian tengah dan teras ketiga terletak di puncak bukit pada sisi timur bukit itu.

Sketsa Punden Berundak Lebak Cibedug

ooo

Tangga masuk menuju kompleks bangunan berada di tepi aliran Sungai Cibedug, terbuat dari susunan batu andesit dan bongkahan batu lempung sebanyak 33 anak tangga. Pada bagian awal tangga masuk terdapat lingga semu.

Tangga Masuk Lebak Cibedug

ooo

Bangunan ini dalam catatan Van der Hoop disebut bangunan empat batu (fourstone). Di ketiga sudutnya terdapat menhir-menhir kecil dan di sudut lainnya terdapat sebuah batu datar. Pada batu datar ini terdapat sejumlah mata uang logam yang diletakkan oleh para peziarah sebagai sesaji.

Bangunan Menhir

ooo

Pada areal tersebut ditemukan sebuah lubang sumuran yang berukuran diameter 50 cm dengan kedalaman 1 m.

Sumuran

ooo

Batu bergores ditemukan sekitar 20 m kearah timur dari bangunan teras berundak, terbuat dari bongkahan besar batu andesit, goresan yang sepintas mirip huruf (tulisan) ini terdapat pada bagian atas dan samping batu dalam keadaan sudah aus.

Batu Bergores

ooo

Batu Tukuh

Batu Tukuh tersebar di sebelas lokasi di sekitar situs Lebak Cibedug. Saat ini di sebelah barat situs terdapat dua perkampingan yaitu Kampung Cibedug dan Kampung Cikalahang. Masing-masing kampung ditandai dengan satuh batu tukuh. Batu Tukuh Lebak Cibedug 1 terletak di sebelah barat laut situs Lebak Cibedug, lebih kurang 43 m sebelah barat aliran Sungai Cibedug. Batu Tukuh ini terletak di tengah Kampung Cibedug bersisian dengan rumah kuncen situs, lebih kurang 50 m di sebelah timur aliran Sungai Cibedug.

Batu Tukuh Lebak Cibedug 1

ooo

Batu Tukuh Lebak Cibedug 2 terletak di sebuah bukit kecil, kira-kira 50 m di sebelah barat aliran sungai Cibedug. Bangunan ini brebentuk batur punden terbuat dari susunan batu andesit. Di bagian atas batur punden terdapat sebuah batu pelor.

Batu Tukuh Lebak Cibedug 2

Batu Tukuh Lebak Cibedug 3 terletak di sebelah timur areal pemakaman Kampung Cibedug, kira-kira 100 m di sebelah barat aliran Sungai Cibedug. Batu tukuh ini berupa dua buah menhir terbuat dari tufa berwarna putih yang diduga berdiri berpasangan dengan arah hadap barat timur.

Batu Tukuh Lebak Cibedug 3

Batu Tukuh Lebak Cibedug 4 terletak di sebelah timur Lebak Cibedug, di sebuah areal agak meninggi di lereng persawahan di dekat pertemuan aliran sungai Cianisah dan Sungai Cibedug. Sebagian besar areal situs tergerus oleh kegiatan persawahan. Ketergerusan areal situs ditandai oleh keletakan pohon panglai yang bersisian langsung dengan sawah. Secara keseluruhan batu tukuh itu sudah acak, tinggalan yang tersisa antara lain susunan batu pipih yang diduga berbentuk singgasana batu.

Batu Tukuh Lebak Cibedug 4

Batu Tukuh Cikatulampa terletak di sebelah barat situs Lebak Cibedug, di sebuah areal yang tidak diolah di sisi belakang halaman SD VI Cibedug atau di sebelah barat aliran sungai Cikatulampa.

Pada saat ditemukan situs ditutupi semak belukar, dari sebaran reruntuhan batu penyusun struktur di areal sekitar situs diketahui bahwa areal situs cukup luas. Hasil penelitian diketahui bahwa tinggalan disusun dari bongkahan batu andesit dan bongkahan tufa. Terdiri dari dua kelompok yaitu sebuah halaman persegi dan sebuah bangunan teras berundak terdiri dari tiga teras yang disusun semakin ke atas semakin mengecil, berorientasi barat timur.

Batu Tukuh Cikatulampa

Batu Tukuh Lebak Peuteuy terletak di sebelah timur Situs Lebak Cibedug, di sebuah arela kebun yang sudah tidak terurus di lignkungan kawasan persawahan, situs ini berbentuk bangun persegi disusun dari bongkahan batu andesit. Pada bagian dalam susunan terdapat sebuah menhir yang dikelilingi oleh batu datar.

Batu Tukuh Cikatulampa

Batu Tukuh Lebak Awikoneng terletak di sebelah timur situs Batu Tukuh Lebak Peuteuy, situs ini berada di areal perkebunan milik Bapak Asbaji. Pada saat ditemukan situs ditutupi oleh semak belukar. Situs ini berbentuk sebuah batur punden, terbuat dari susunan batu andesit, pada bagian atas batur terdapat 3 menhir, 1 lingga semu (rubuh) dan sebuah batu datar.

Batu Tukuh Cikatulampa

Batu Tukuh Lebak Cibanteng terletak di sebelah barat laut situs Lebak Cibedug, pada sebuah bukit kecil di sisis selatan aliran Sungai Cibanteng. Dikelilingi oleh areal persawahan yang berbatasan langsung dengan Kawasan nasional Gunung Halimun. Situs ini berbentuk punden berundak yang berorientasi barat – timur, sebagian besar struktur bangunan sudah rusak, yang tersisa adalah sisa struktur terbuat dari bongkahan batu andesit dan menhir (rubuh).

Batu Tukuh Lebak Cibanteng

Batu Tukuh Lebak Parakan Gunung terletak di sebelah timur laut situs Lebak Cibedug, berada di bagian puncak bukit kecil yang dikelilingi oleh areal persawahan. Saat ditemukan kawasan situs ini tertutup oleh semak belukar, bentuk tinggalan yang tersisa adalah bentuk struktur persegi, sisa dari sebuah bangunan punden berundak terdiri dari beberapa teras, tapi beberapa teras-teras itu sebagian besar telah hancur.

Bagian yang tersisa berupa undakan tanah dan sedikit bagian sisi dari susunan batu andesit. Pada bagian atas bangunan terdapat batu datar yang diapit oleh dua menhir (rubuh). Di sisi sebelah timur menhir terdapat sebuah bangun persegi yang terbuat dari susuna batu andesit.

Batu Tukuh Lebak Parakan Gunung

Bagian yang tersisa berupa undakan tanah dan sedikit bagian sisi dari susunan batu andesit. Pada bagian atas bangunan terdapat batu datar yang diapit oleh dua menhir (rubuh). Di sisi sebelah timur menhir terdapat sebuah bangun persegi yang terbuat dari susuna batu andesit.

Batu Tukuh Lebak Kalahang terletak di tengah perkampungan Lebak Kalahang, di sisi rumah Bapak Elang (sesepuh kampung), kira-kira 100 m di sebelah utara aliran Sungai Cikalahang. Areal situs berada lebih tinggi dari lahan pemukiman. Saat ini berada di bawah pohon beringin.

Batu Tukuh Lebak Kalahang

Batu Tukuh Lebak Kalahang berbentuk batur punden, susunan batu penyusun batur sudah hilang sehingga bentuk asli tidal dapat direkonstruksi. Di atas batur terdapat kumpulan menhir terbuat dari batu andesit dan sebuah batu pelor.

Batu Tukuh Lebak Muara Tilu terletak di sebuah bukit seluas kira-kira 0,5 Ha, di antara dua aliran sungai yaitu sebelah timur Sungai Cikatulampa dan sebelah utara Sungai Cikalahang. Secara umum merupakan tinggalan batu berdiri yang disusun berpasangan, membentuk bangun persegi berorientasi utara selatan, singgasana batu dan tumpukan bongkahan batu andesit berbentuk bulat. Tinggalan itu pada umumnya tertutup oleh semak belukar sehingga sulit untuk merekonstruksi bangunan tanpa membersihkan areal situs.

Batu Tukuh Lebak Muara Tilu

Pola hunian masa lalu dapat dipahami melalui pengamatan langsung terhadap perkampungan tradisional yang diperkirakan masih melanjutkan tradisi budayanya. Pola hunian antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya akan berbeda tergantung pada kemampuan adaptasi dan norma budaya yang dimiliki masyarakat tersebut.

Saat ini di sebelah barat situs Lebak Cibedug terdapat dua pemukiman yaitu Kampung Cibedug dan Kampung Cikalahang, masing-masing kampung ditandai oleh satu batur punden dengan batu datar dan menhir pada bagian atasnya. Tinggalan arkeologi ini disebut batu tukuh, yang berfungsi sebagai penada dari suatu pendirian kampung dan sekaligus sebagai pemberitahuan kepada masyarakat sekitar bahwa wilayah tersebut akan menjadi pemukiman. Dari data yang diperoleh, batu-batu tukuh itu berjumlah 11, letaknya tidak membelakangi bangunan teras berundak Lebak Cibedug dan letaknya lebih tinggi dari lahan rumah penduduk sekaligus berdekatan dengan lokasi rumah sesepuh adat, juga menempati lahan yang tidak jauh dari aliran sungai.

Penempatan kesebelas batu tukuh itu bisa diasumsikan bahwa pada masa lalu sudah terjadi 11 kali perpindahan kampung, hal itu mengacu pada kebiasaan adat Kasepuhan Ciptagelar (Sukabumi) yang sudah berpindah kampung sebanyak 11 kali.

Pengamatan terhadap bentuk bangunan Lebak Cibedug, diduga bangunan ini merupakan salah satu pusat upacara Kerajaan Sunda. Sebagai sebuahn pusat upacara termpat ini dikelola oleh petugas keagamaan yang ditunjuk oleh kerajaan, besar kemungkinan pemikiman Baduy khususnya Baduy Dalam merupakan perkampungan kaum agamawan. Dengan demikian pemukiman yang berada tidak jauh dari batu tukuh dianggap pemukiman kaum agamawan yang mengelola pusat upacara Lebak Cibedug.

4.   Situs Gunung Dangka

Situs Gunung Dangka terletak di puncak Gunung Dangka, Kecamatan Cilangkahan. Bentuk batur punden dengan sebuah arca dan lingga semu (batu sirit) di atasnya. Batur punden tersebut merupakan sebuah kabuyutan yang dipercaya sebagai tempat ngahyang, tempat “jiwa menuju surga”. Hutan Gunung Dangka merupakan “hutan tutupan” yang tidak boleh diolah dan terlarang bagi orang luar. Untuk mencapai tempat ini harus menyeberangi  Sungai Ciberang kemudian melintasi hutan dan perbukitan dengan kemiringan yang cukup tajam.
oo
Lokasi Situs Gunung Dangka

Rigg menyamakan bentuk bangunan itu dengan temuan sejenis di Pacific dan Madagaskar, hingga sangat mungkin budaya itu berasal dari Madagaskar.

Arca dan Lingga

5.   Situs Curugbitung

Situs Curugbitung terletak di dataran rendah, berasal di sembilan desa yaitu Desa Curugbitung, Cipining, Cidadap, Sekarwangi, Ciburuy, Cilayang, Mayak, Candi dan Guradog. Struktur bantuan kawasan merupakan satuan batuan beku yang terdiri dari andesit dan basal, sedangkan batuan sedimen adalah tufa, breksi vulkanik dan breksi sesar. Kenampakan singkapan batuan andesit dan basal tersingkap di sekitar air terjun (Curug) Bantahan di Sungai Cibeureum dan batuan tufa tersingkap di sekitar lereng Gunung Anakan atau Pasir Gadung, sementara batuan breksi terdapat di lereng Pasir Ruhkul. Tinggalan arkeologi yang tersebar di situs itu diantaranya :

5.1. Situs Candi

Situs Cadi terletak di Pasir Tarikolot Candi Desa Candi, lingkungan alam situs ini banyak ditumbuhi pohon karet, melinjo, aren, bambu dan lain-lain. Menurut informasi bahwa pada masa lampau di situs ini pernak terdapat patung bergaya polinesia dan sekarang disimpan di Museum Pusat (Krom, 1914). Di lokasi yang sama juga merupakan arela pertambangan bentonit dan tambang liar batu kalimaya. Adapun gejala arkeologis yang berhasil ditemukan adalah sebuah menhir yang terbuat dari bahan fosil kayu.

Situs Candi

Situs Cadi terletak di Pasir Tarikolot Candi Desa Candi, lingkungan alam situs ini banyak ditumbuhi pohon karet, melinjo, aren, bambu dan lain-lain. Menurut informasi bahwa pada masa lampau di situs ini pernak terdapat patung bergaya polinesia dan sekarang disimpan di Museum Pusat (Krom, 1914). Di lokasi yang sama juga merupakan arela pertambangan bentonit dan tambang liar batu kalimaya. Adapun gejala arkeologis yang berhasil ditemukan adalah sebuah menhir yang terbuat dari bahan fosil kayu.

5.2. Situs Batu Dakon

Situs Batu Dakon terletak di blok Pasir Nangka Kampung Cokel Desa Curugbitung, tepatnya di pekarangan SD Curugbitung Idi situs ini ditemukan dua buah batu dakon dengan posisi berjajar pada jarak ,75 m satu sama lain. Batu dakon I terletak di sebelah timur. dipermukaan batu dakon ini terpahat 27 buah lumpang. Batu Dakon II terletak di sebelah barat Batu Dakon I dan dipermukaan ini terpahat 10 buah lumpang, selanjutnya kearah barat laut  ditemukan sebuah batu andesit dari Batu Dakon II tepatnya pada jarak 11 m ditemukan sebuah batu andesit dengan ukuran panjang 80 cm, lebar 42 cm dan tinggi 45 cm.

ooo

Pada jarak 6,30 m kearah barat dari batu ini ditemukan pula batu andesit dengan ukuran besar panjang 190 cm, lebar 15 cm dan tinggi 85, di bagian ujung timur batu ini terbelah dengan membentuk celah selebar 10 cm, sedangkan pahatan batunya berukuran panjang 80 cm, lebak 42 cm dan tinggi 45 cm sehingga membentuk seperti kepala dari suatu bentuk fauna.

000

5.3. Situs Buyut Kuncung Amarullah

Situs Buyut Kuncung Amarullah merupakan komplek makan kuno yang dimanfaatkan hingga sekarang dan berada di Blok Pasir Nangka, Kampung Cokel dengan luas sekitar 4 Ha, tepatnya di sebelah timur jalan menuju Kecamatan Curugbitung dari Desa Candi. Di sebelah selatan situs ini mengalir sungai Cibuut yang merupakan anak sungai Cibeureum yang mengalir di sebelah timur, sebelah utara berupa lahan perkebunan. Makan Kuncung Amarullah dan pengikutnya terdapat pada bagian barat komplek makam. Di dalam komplek makam yang di pagar ini juga terdapat 8 makam lainnya, kesembilan makan tersebut telah dirubah secara keseluruhan. Di luar padar terdapat sebaran nisan berbentuk gada dengan kepala nisan bervariasi bentuknya seperti penampang segi empat, segi delapan dan bentuk kerucut, disini dijumpai kepala nisan gada polos dan berukir serta ditemukan pula adanya nisan dengan relief berbentuk lingkaran berjari-jari. Adapun lingkungan alam situs ini banyak ditumbuhi pohon karet, gandaria, kiara, kupa, pesar dan kemang, kondisi situs kurang terpelihara.

Nisan Tipe Gada, Situs Buyut Kuncung Amarullah

Di komplek makan ini setiap tanggal 10 bulan Muharam ada kegiatan tradisional berupa upacara/ritual “ngembang”, yaitu suatu upacara yang ditandai dengan pemotongan kerbau di makam Buyut Kuncung yang diikuti oleh 5 (lima) kampung lain, yaitu Kampung Cokel, Legok, Cokel Seberang, Leuwidamar dan Cilawang.

000

5.4. Situs Buyut Bangsa

Situs Buyut Bangsa mempunyai luas sekitar 1 Ha, merupakan komplek makam kuno yang hingga kini masih dimanfaatkan, posisinya di sebelah barat aliran sungai Cibeureum Kampung Cilawang Desa Sekarwangi. Makam Ki Buyut Bangsa sendiri berupa sebuah menhir yang terbuat dari fosil kayu dan berada di pinggir jalan yang menghubungkan Cokel Seberang dengan Desa Sekarwangi. Di areal ini juga ditemukan sekitar 26 buah nisan bentuk gada dengan kepala polos berukir.

       

5.5.  Situs Batu Patapaan

Situs Batu Patapaan berada di salah satu tebing batuan tufa yang curam di Pasir Patapaan Kampung Cilawang Desa Curugbitung, situs ini sekitar 200 m dari aliran Sungai Cibeureum Desa Curugbitung. Ceruk berada di sebelah timur aliran Sungai Cibeureum yang mengalir dari arah selatan ke utara. Posisi situs menghadap ke arah barat dan sampai saat ini masih sering digunakan untuk kegiatan pemujaan.

ooo

5.6. Situs Buyut Mangeuteung

Situs Buyut Mangeunteung berada di sebuah bukit kecil yang biasa disebt blok Mangeunteung. Sebelah timur situs berupa ladang penduduk, sebelah selatan berupa kebun yang tumbuh banyak pepohonan, sebelah barat berupa sawah, sebelah utara berupa ladang penduduk dan di ladang ini ditemukan temuan lepas berupa fragmen keramik dan alat batu. Informasi dari berbagai sumber, situs ini sering digunakan untuk pemujaan oleh orang-orang dari luar kampung. Sedangkan di sebelah utara ladang ini berbatasan langsung dengan aliran sungai Cicinta yang mengalir dari arah barat ke timur dijumpai banyak fosil kayu dan fosil kerang air tawar ditemukan di blok Cikaracak.

Menhir Buyut Mangeuteung

Di aliran sungai atau sekita 500 meter dari blok Mangeunteung terdapat sebuah batu yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai batu meja. Tinggalan arkeologis dari situs ini berupa tiga buah menhir dari bahan fosil kayu. Salah satu menhir yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat. Temuan lain berupa fragmen alat batu dan keramik.

5.7. Situs Kepanewuan

Situs Kepanewuan terletak di arah barat dari blok Mangeunteung, tepatnya di Pasir Muncrut Desa Curugbitung. Situs ini terdapat penanda dari sisa rumah panewu (Camat pada jaman Belanda) berupa pohon sawit besar dan lokasi ini sekarang difungsikan sebagai kebun yang ditumbuhi pohon rambutan. Tinggalan arkeologis yang berhasil dikumpulkan berupa fragmen keramk, fosil kayu dan alat batu. Informasi yang diperoleh, pada masa kolonial lokasi tersebut merupakan pusat pemerintahan kepanewuan Cokel. Setelah merdeka wilayah itu termasuk pada Kecamatan Sajira kemudian masuk wilayah Kecamatan Maja dan sekarang setelah terjadi pemekaran masuk ke wilayah Kecamatan Curugbitung.

5.8. Situs Makam Dalem

Situs Makam Dalem berada di Kampung Cijahi Des Curugbitung, lokasi terletak di sebelah selatan aliran sungai Cicinta, dilokasi ini dipenuhi oleh pepohonan, sedangkan gejala arkeologis yang ditemukan berupa makam yang letaknya di bawah pohon lame besar. Kedua nisan terletak berdampingan, makam pertama ditandai adanya nisan menhir berbentuk tidak beraturan dan cenderang berbentuk silindris dengan bahan fosil kayu, sedangkan makam kedua ditandai dengan nisan gada, bahan batu tufa. Oleh masyarakat setempat masih digunakan sebagai obyek untuk pemujaan (mengalap berkah) saat akan hajatan.

Situs Makam Mbah Dalem

5.9. Situs Makam Ciodap

Situs Makam Ciodap berada tidak jauh dari Makam Mbah Dalem sekitar 1,5 Km dan masih berada di kawasan Kampung Cijahi. Gejala arkeologis yang ditemukan di situs ini berupa penanda kubur berbentuk gada dan menhir dari fosil kayu (batu sempur). Oleh masyarakat setempat makam ini disebut juga sebagai makam Abdulah bin Adam.

5.10. Situs Batu Ruhkul

Situs Batu Ruhkul berada di kawasan blok Cinyandung Desa Curugbitung. Situs ini secara keseluruhan merupakan sebuah bukit berupa hamparan batuan breksi. Gejala arkeologis yang berhasil diidentifikasi dari situs ini berupa dua buah sumuran untuk menampung air yang terdapat pada bagian atas dari tebing batu. Oleh sebagian masyarakat setempat situs ini masih sering digunakan untuk kegiatan pemujaan.

Situs Makam Mbah Dalem

5.11. Situs Batu Cawenek

Situs Batu Cawenek terletak di komplek Batu Ruhkul dan berada di tengah-tengah perkebunan karet. Situs ini merupakan kumpulan dari batuan breksi yang bersusun seperti membentuk lingkaran dengan salah satu batu terdapat di tengah-tengah. Gejala arkeologis di lokasi ini tidak ditemukan, akan tetapi lokasi tersebut sering dipergunakan untuk kegiatan pemujaan.

ooo

5.12. Situs Gunung Anakan

Situs Gunung Anakan terletak di Pasir Gadung. Situs ini oleh masyarakat setempat dikela sebagai Sumur Tujuh yang dihubungkan dengan cerita tujuh bidadari turun mandi di situ tersebut. Topograpi situs ini merupakan sebuah bukit yang di bagian atasnya banyak batuan breksi besar-besar dan secara administrasi beradai di Desa Cipining. Gejala arkeologis yang ditemukan di situs ini adalah berupa lupang batu sebanyak 9 buah dan 2 buah diantaranya berisi air. Lumpang batu tersebut mengelompok dan terpahat pada batuan breksi yang berada di puncak Pasir Gadung dan biasa disebut Gunung Anakan.

Situs ini masih digunakan sebagai tempat pemujaan orang-orang tertentu. Kondisi lingkungan alam bukit ini di kelilingi oleh lembah dan di lembah sebelah tenggara dari bukit ini dihuni oleh penduduk kampung Ciongkek yang saat ini hanya berjumlah 20 rumah. Lereng sebelah timur terdapat teras-teras berundak berjumlah sekitar 15 buah.

5.13. Situs Buyut Prebun

Situs Buyut Prebun terletak di blok Berebes Desa Cipining, di sebelah barat daya situs mengalir sungai Ciberebes. Gejala arkeologis yang ditemukan adalah sebuah batu nisan tipe gada yang tertanam secara bersebelahan. Situs ini termasuk salah satu situs yang masuk dalam rangkaian upacara “ngembang” dengan kata lain masih digunakan sebagai obyel ritual oleh masyarakat setelah panen padi. Di sebelah utara situs terdapat perladangan masyarakat dan di areal tersebut ditemukan adanya sebaran berabah jenis perabot, alat batu dari bahan batu sempur dan serpihan batu rijang.

5.14. Situs Buyut Omas

Situs Buyut Omas terletak di Kampung Cidadap Desa Cidadap serta berada di sebelah timur aliran sungai Cibeureum. Situs ini oleh sebagian masyarakat masih dikeramatkan dan sering digunakan untuk kegiatan upacara pemujaan. Lingkungan situs ditumbuhi oleh pohon-pohon besar dan gejala arkeologis yang berhasil ditemukan adalah empat buah menhir dengan bahan fosil kayu dan sebuah makan dan berupa batu perkutor yang teronggok di makam serta sebuah fragmen keramik biru putih.

Sebaran Menhir di Situs Buyut Omas 

5.15. Situs Keramat Cidadap

Secara administrasi Situs Keramat Cidadap berada di wilayah Desa Cidadap dan situs ini terletak pada meander sungai Cibeureum yang mengalir dari arah selatan ke timur dan terdiri dari 9 undak / trap. Situs ini masih digunakan oleh sebagian masyarakat untuk melakukan aktivitas berupa ritual pemujaan. Di teras atas terdapat 5 buah menhir yang terbuat dari bahan fosil kayu. Temuan arkeologis lainnya berupa fragmen keramik asing (Cina) berwarna putih dengan hiasan flora warna biru. Lingkungan alam situs ini berupa perkebunan karet dan tanaman lainnya.

5.16. Situs Curug Bantahan

Penampang Curug Bantahan di aliran Sungai Cibeureum

Pahatan Lumpang Batu di Curug Bantahan

Situs Curug Bantahan termasuk wilayah Desa Cidadap, situs ini terletak di aliran sungai Cibeureum memanjang sekitar 50 meter atau menghubungkan sisi sungai sebelah selatan dan sebelah utara. Curug alam ini mirip sebuah bendungan yang membentang arah utara selatan, sehingga oleh masyarakat setempat dikaitkan dengan cerita legenda Sangkuriang. Gejala arkeologis yang ditemukan di curug ini adalah terdapatnya 68 buah lumpang batu yang terpahat di sepanjang batuan breksi yang menjadi bandungan. Pada saat ini situs sering dikunjungi oleh kawula muda untuk kegiatan wisata.

5.17. Situs Cikapenta dan Ciemas

Situs Cikapenta dan Ciemas terletak berdampingan dan secara administrasi situs ini terletak di blok Cikapenta Desa Curugbitung, geografis situs berundak-undak serta merupakan lahan tumpangsari penduduk yang ditanami pohon karet dan tanaman pangan lainnya. posisi situs berada di sebelah utara aliran sungai Cicinta dan berseberangan dengan Situs Mangeunteung.

 

Fragmen Keramik Cina di Situs Cikapenta

Gejala arkeologis yang berhasil ditemukan adalah berupa sebaran fragmen keramik Cina, gerabah, alat batu dari fosil kayu dan pecahan rijang. Informasi dari tokoh masyarakat di situs ini pernah ditemukan benda terbuat dari emas dan pada masa penjajahan sering digunakan untuk tempat pengungsian.

5.18. Situs Rangga Wulung / Hutan Larangan

Situs Rangga Wulung / Hutan Larangan mempunyai luas sekitar 10 Ha, terletak dalam wilayah Kampung Cokel Desa Cokel. Situs ini merupakan suatu lahan perkebunan karet dan oleh pemerintah setempat diizinkan untuk digarap oleh masyarakat dengan syarat dilarang untuk diperjual belikan.

Gejala arkeologis yang ditemukan adalah berupa sebuah menhir dari fosil kayu, masyarakat setempat menyebutnya sebagai makam Rangga Wulung. Di sebelah barat laut hutan larangan mengalir sungai Cikerti yang merupakan anak sungai Cibeureum, sedangkan sebelah selatan berupa lahan sawah Ciastana yang memanjang sampai ke keramat Buyut Santri.

5.19. Situs Buyut Santri / Keramat Ciastana

Situs Buyut Santri terletak di wilayah Kampung Leuwidulang Desa Sekarwangi. Di sebelah barat situs ini tampak adanya parit pembatas dengan pemukiman penduduk yang kering di musim kemarau, sekitar 200 meter kearah barat daya tepatnya di sekitar sawah Ciastana ditemukan fragmen gerabah dan keramik asing berwarna putih dengan hiasan flora berwarna biru serta fragmen gerabah. Gejala arkeologis lainnya yang berhasil ditemukan adalah berupa kumpulan 7 buah menhir yang terbuat dari fosil kayu dan disusun secara melingkar, menhir pertama berada di tengah-tengah (menhir pusat) dan 6 menhir lain mengelilinginya.

Menhir pertama dan menhir yang berada di sebelah utaranya saat ini telah disisipi dengan nisan kubur sedang bentuk menhir aslinya tetap dipertahankan. Selanjutnya sekitar 500 meter ke arah utara mengalir sungai Cibeureum dari arah timur ke barat. Di aliran sungai ini tepatnya di tengah aliran terdapat batu besar yang disebut sebagai batu banter.

Menhir tersusun melingkar di Situs Buyut Santri

5.20. Situs Buyut Kumba

Situs Buyut Kumba berada dalam komplek makam kuno kampung Leuwidulang Desa Sekarwangi yang menempati lahan sekitar 1 Ha. Keramat Buyut Kumba berjarak 26,10 meter ke arah timur dari Buyut Santri. Situs berupa kumpulan 14 menhir dari fosil kayu yang tersusun memusat. Temuan lain berupa nisan kubur yang berjumlah sekitar 14 buah.

Nisan dari Makam Buyut Kumba

salah satu Menhir di Situs Buyut Kumba

5.21. Batu Banter

Batu Banten terletak sekitar 500 meter dari Situs Buyut Santri, obyek berada di tengah-tengah aliran sungai Cibeureum di Kampung Leuwidulang Desa Sekarwangi. Gejala arkeologis pada batu ini belum ditemukan karena kondisi batu pada saat penelitian berlangsung penuh tertutup oleh timbunan sampah dan pasir.

6. Situs Ciwongwongan

Situs Ciwongwongan terletak di Kampung Gunung Julang Desa Lebaksitu Kecamatan Cipanas, di sebuah lahan hutan lindung di sebelah selatan situs mengalir Sungai Ciupih. Secara keseluruhan sebagian besar situs sudah hancur, bagian yang tersisa berupa serakan batu kali, bongkahan batu andesit dan sisa-sisa pondasi bangunan, Lingga – Yoni dan Arca Nandi.

Sketsa Lingga dan Yoni

Sumber : digambar ulang dengan  perubahan  dari Sumber Inventaris dan Dokumentasi Peninggalan Sejarah Purbakala, Jawa Barat 1990

Lingga dan yoni masih saling terkait satu sama lain, tertutup lumut dan agak aus. Pada tepian atas yoni terdapat hiasan tengkorak, hingga hingga masyarakat setempat menyebut situs ini wongwongan yang berarti orang-orangan. Situs Gunung Julang tercatat dalam ROD 1914.63, dalam laporan itu disebutkan adanya arca Nandi, namun arca itu sekarang sudah hilang.

ooo

Sumber : Dok. Balai Arkeolog, Bandung 2005, Dokumentasi Tim Peneliti Sejarah Kabupaten Lebak, 2006.

Catatan Dahlan Iskan

dahlaniskan.wordpress.com

Realita Pramuka dan Scouts 'n roll

ini blog pindahan dari vachmee.wordpress.com

Pesantren Virtual

Menu Pendidikan Dengan Cita Rasa Beda

ECONOMICS

"take it easy,learning economics is easy if you join with me"

Dr. Uhar Suharsaputra

BUKU ILMU BACA BUKU ILMU

AKHMAD SUDRAJAT

tentang PENDIDIKAN

The Siren's Tale

Writing & Lifestyle Blog

William Hogeland

Speaker and author, often on history. Plus stage, screen, audio...

Analog & Antisocial

Random thoughts

DAARUSSAADAH CIMARGA BOARDING SCHOOL

JL.Raya Leuwi Damar KM.7 Margajaya Lebak Banten

Irfan Handi

Hanya Ingin Berbagi